Penerapan teknik dasar komposisi fotografi dengan menggunakan leading lines dan menyeimbangkan latar belakang dan latar depan subjek foto.
original image copyright Gensei Ishimura |
Setelah sebelumnya kita telah membahas panjang lebar tentang 3 tips aturan komposisi dalam fotografi, mulai dari bagaimana komposisi sederhana bisa membuat perbedaan terhadap nilai artistik sebuah foto, kemudian tentang penggunaan framing yang tepat untuk mengarahkan pandangan penikmat foto Anda terhadap point of interest sebuah foto, hingga penerapan aspek rasio yang berbeda-beda terhadap jenis foto yang berbeda pula. Sekarang saatnya kita lanjutkan dengan beberapa tips lain yang akan bisa membantu Anda mendapatkan hasil yang lebih baik dari aktifitas hunting foto Anda.
Tips Komposisi Foto 4 : Garis Pandu
Sebuah foto yang kurang dikomposisi dengan baik cenderung akan membuat penikmat foto Anda merasa tidak yakin tentang fokus mana yang harus mereka lihat dari sebuah subjek, dan perhatian mereka mungkin akan segera teralihkan ke sekitar subjek foto semisal background atau foreground. Namun, Anda dapat mengakali hal itu dengan menerapkan teknik garis pandu, atau dalam bahasa inggrisnya biasa disebut "leading lines". Teknik ini bekerja dengan memanfaatkan garis yang ada di sekitar subjek, baik itu berupa garis yang memiliki wujud nyata seperti bantalan rel kereta api, garis marka jalan, trotoar, pagar atau apapun yang menurut Anda bisa membimbing mata penikmat foto untuk melihat ke satu titik, yaitu subjek utama foto Anda. Garis nyata tidak harus selalu berbentuk datar, horisontal atau vertikal, seringkali bentuk garis diagonal, lengkung dan kurva terbukti berhasil memberikan kesan lebih menarik pada komposisi foto secara keseluruhan.
Ada pula garis abstrak yang terbentuk oleh persepsi dan interpretasi orang saat melihat sebuah foto. Pemanfaatan garis abstrak ini memerlukan sedikit ketelitian dan kejelian, tidak semua fotografer bisa berhasil menangkap kesan abstraksi garis dari sebuah adegan. Kadang-kadang memerlukan sedikit keberuntungan juga untuk bisa mendapatkan garis abstrak di dalam sebuah foto. Keberadaan garis pandu terutama garis abstrak bisa memberikan rasa yang kuat terhadap perspektif dan kedalaman tiga dimensi dari lingkungan di sekitar subjek, inilah yang membuat subjek utama gambar Anda akan tampak hidup dan menonjol.
Untuk memanfaatkan garis dengan baik, Anda perlu mencoba untuk mencari sudut pemotretan yang tepat. Cobalah untuk bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dari lingkungan di sekitar subjek utama Anda dan cermati apakah ada beberapa bagian yang bisa Anda gunakan sebagai garis pandu. Dari beberapa kegiatan hunting foto yang saya ikuti, seringkali dengan menggunakan teknik low-angle dengan cara mendekatkan kamera Anda ke tanah, Anda akan secara otomatis mendapatkan garis yang bisa memandu fokus kita kearah subjek.
Tips Komposisi Foto 5 : Garis Diagonal
image copyright John Vachon |
Masih membahas tentang garis, namun kali ini sedikit lebih mendalam tentang pemanfaatan garis dan mungkin bentuk diagonal. Garis horisontal secara interpretatif memberikan kesan diam, statis, dan rasa tenang dalam sebuah gambar, sedangkan garis vertikal sering menyiratkan kesan harmoni, kedalaman dan stabilitas. Untuk menonjolkan kesan dan perasaan dramatis, penuh dengan gerakan dinamis atau bahkan pada keadaan ekstrim menonjolkan ketidakpastian, Anda mungkin bisa memanfaatkan garis diagonal sebagai alternatif.
Anda dapat menerapkan komposisi garis diagonal dengan cara yang sangat mudah dan sederhana, Anda hanya perlu menggeser atau merubah posisi berdiri Anda saat memotret, sehingga dari pergeseran posisi dan dipadu dengan memanfaatkan focal length yang tepat, Anda akan mendapatkan sudut pandang yang unik dan tidak biasa. Sudut pandang yang lebih luas cenderung untuk menghasilkan garis diagonal karena perspektif terhadap subjek akan meningkat. Dengan lensa wide-angle misalnya, Anda akan lebih mudah untuk memiringkan kamera ke atas atau bawah untuk mendapatkan kesan diagonal yang berbeda-beda.
Anda juga dapat memperkenalkan garis diagonal artifisial, misal dengan menggunakan teknik 'Dutch Tilt' yang memanfaatkan teknik pengambilan gambar dari satu sisi ke arah diagonal. Anda hanya perlu memiringkan kamera saat Anda menekan shutter. Teknik ini sangat efektif digunakan untuk menonjolkan perasaan labil dari subjek foto, ketidakseimbangan secara psikologis atau kesan dari keadaan yang bergejolak dan tidak menyenangkan.
Ingin tahu lebih mendalam tentang penggunaan teknik 'Dutch Tilt'? Saya akan membahasnya secara rinci pada kesempatan mendatang. Silahkan berlangganan artikel terbaru dari fotomatis secara gratis melalui email. → Langganan lewat Email
Tips Komposisi Foto 6 : Background & Foreground
Jangan hanya berkonsentrasi pada subjek utama, Anda juga perlu untuk melihat apa yang ada atau terjadi di latar belakang dan latar depannya. Hal ini erat hubungannya dengan teknik terdahulu tentang menyederhanakan komposisi dan mengisi frame dalam foto. Anda tidak akan dapat mengecualikan latar belakang sepenuhnya, tentu saja, tapi Anda masih bisa mencari cara untuk mengendalikannya agar bisa menambah kesan estetis dari keseluruhan komposisi Anda.
Anda akan sering menemukan pengalaman bahwa dengan mengubah posisi Anda saat memotret sudah cukup untuk mengganti latar belakang atau latar depan yang tidak diinginkan dengan sesuatu yang bisa lebih melengkapi keutuhan subjek Anda dengan baik. Atau Anda dapat menggunakan lensa dengan aperture lebar dan jarak fokal panjang untuk membuat latar belakang menjadi 'off-focus' dan blurry.
Penerapan teknik ini sangat tergantung pada apakah latar belakang dan depan dari subjek Anda adalah bagian dari cerita yang ingin Anda sampaikan dari sebuah foto. Inilah pentingnya penilaian yang tepat dari sang fotografer. Saat melihat sebuah kejadian yang sedang berlangsung, seorang fotografer perlu cepat dan jeli untuk memutuskan apa saja yang dibutuhkan untuk membuatnya menjadi foto yang lebih berkesan.
Previous : 10 Tips Komposisi Foto 1 - 3
Next : 10 Tips Komposisi Foto 7 - 10
Stay tuned and please comment, share & subscribe.